Bengkulu ( Informasi dan Humas ) 11/11, Tahun ini peringatan Hari Besar Nasional yaitu Hari Pahlawan yang Ke- 69 jatuh pada Hari Senin 10 November 2014, sehingga pelaksanaannya serempak sebagaimana rutinitas setiap hari senin( upacara rutin ).Begitu juga halnya dengan petugas upacara, seperti biasanya MTsN 01 kepahiang dibawah pimpinan Ibu Dra. Hj. Rosnani, M.Pd setiap kelas mendapat giliran sebagai pelaksana upacara dan wali kelas sebagai pembinanya.
Ternyata petugas upacara untuk senin 10 November 2014 adalah kelas VII-B dan pembinanya Ibu Isra Mardiyanti, S.Pd.I yang punya nama popular dikalangan siswa MTsN 01 Kepahiang yaitu dengan panggilan “Miss Isra “, dalam amanatnya Miss Isra menguraikan kepada peserta Upacara tentang peristiwa bersejarah tanggal 10 November 69 tahun yanga lalu di Kota Surabaya yang membuat tanggal 10 november tsb diperingati sebagai “ Hari Pahlawan “ .
Ia juga mengajak para siswa sebagai generasi penerus bangsa untuk menghormati dan menghargai jasa dari para Pahlawan .Contoh cara yang bisa dilakukan saat ini sebagai seorang pelajar yaitu dengan belajar yang giat, melntaati tatatertib sekolah degngan baik, melaksanakan rutinitas sekolah dengan penuh keiklasan dan rasa tanggung jawab seperti Sholat Dhudha, dll.
Alhamdulillah upacara berjalan dengan baik dan lancar serta sesuai dengan waktu yang telah disediakan.Hal ini terbukti, ketika jarum jam menunjukkan 7.30 WIB upacarapun selesai dilaksanakan dan dilanjutkan dengan KBM di kelas masing-masing.
Penulis : Armizah, M.Pd/C. Redaktur : H. Nopian Gustari
Bengkulu (Informasi dan Humas) 11/11 – Ka. MAN 2 Kepahiang Drs. Mhd. Murni, M.Pd menyampaikan kepada Ernaningsih, S.Pd salah satu Pembina PIK-R untuk mengikuti Worshop Pembangunan Kelompok Ketahanan Keluarga bagi Kader Bina Keluarga Remaja (BKR) yang diadakan oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu di Bengkulu, Rabu 5/11.
“Saya sangat mendukung sekali dengan diadakannya Worshop BKR yang dilaksanakan selama 3 hari yakni dari tanggal 5 November hingga 7 November 2014, karena paling tidak bisa membantu kami bagaimana cara mengatasi masalah remaja bersama-sama dengan orang tua, bukan hanya dibebankan kepada sekolah saja, karena selama ini anggapan orang tua kalau anaknya sudah diserahkan kepada sekolah, mereka sudah lepas tanggung jawabnya,”, ungkap Murni.
Salah satu Widiaswara Worshop Hj. Nurul Fadilah, M.Pd.I menyampaikan bahwa ada 8 fungsi keluarga yaitu menciptakan lingkungan keluarga yang harmonis, membekali anak dengan agama, mendidik anak dengan baik, mengenalkan sosial budaya yang dimiliki, penuh perhatian dan cinta kasih kepada anak, memberikan perlindungan kepada anak, memenuhi kebutuhan ekonomi anak sesuai dengan kemampuan.
Pada kesempatan ini hadir pula bapak H. Muhammad Soleh, M.Pd dari Kanwil Kemenag Provinsi Bengkulu mengisi materi tentang bagaimana menciptakan generasi baru masyarakat dan bagaimana mewujudkan generasi yang berakhlaqul karimah di masyarakat.” Menurut WHO bahwa usia remaja itu berkisar antara 10-24 tahun dan belum menikah, dengan Worshop BKR ini diharapkan para kadernya dapat secara sukarela bersedia mendukung kegiatan bina keluarga anak dan remaja melalui kelurga mereka”, ungkap soleh.
Melalui kegiatan worshop ini Kepala BKKBN provinsi Bengkulu melalui para Widiaswaranya mengharapkan kepada seluruh kader BKR yang berperan langsung dengan orang tua siswa, Pembina PIK-R mengkoordinir, mengawasi siswa dan seluruh jajaran yang terkait dengan pembinaan generasi bangsa. Agar bisa bekerjasama menciptakan, melayani, dan mewujudkan generasi yang bermartabat, berkarakter, dan mampu membangun ketahanan remaja yang kuat dari godaan obat-obatan terlarang, perilaku seks terlarang. Serta mampu menciptakan keluarga yang harmonis selalu berkomunikasi antara anak dan orang tua.
Penulis : Erna / Redaktur : H. Nopian Gustari
Bengkulu (Informasi dan Humas) 7/11. Sesuai dengan visi dan misi MTsN 01 Kepahiang, diantaranya membentuk siswa disiplin, cerdas, terampil, berkualitas, mandiri, berahlak mulia, dan menjalankan nilai-nilai agama islam. Maka melalui program kesiswaan, direalisasikan praktek sholat jenazah yang juga merupakan implementasi dari Contextual Teaching Learning (CTL) serta bentuk praktek kegiatan pengembangan diri dalam bidang keagamaan yang dilaksanakan setiap Rabu sore.
Implementasi dari program diatas tidak saja untuk keluarga besar MTsN 01 Kepahiang, tapi juga untuk masyarakat disekitar madrasah (jika ada yang terkena musibah). Maka anggota OSIS MTsN 01 Kepahiang diminta turun langsung kelapangan untuk ikut penyelenggaraan sholat jenazah.
Dan tanggal 30 Oktober 2014, ada warga sekitar madrasah yang meninggal dunia dan almarhum adalah salah seorang yang pernah menjadi imam di Masjid Tarikul Jannah (salah satu masjid yang dekat dengan madrasah). Maka secara spontan, anggota OSIS dan guru ikut menyolatkan jenazah. Karena banyaknya keluarga besar MTsN 01 Kepahiang yang ikut menyolatkan jenazah, maka pihak keluarga almarhum mengucapkan banyak terima kasih dan merasa terharu atas kepedulian keluarga besar MTsN 01 Kepahiang terhadap masyarakat sekitar, dan menyambangi kepala MTsN 01 Kepahiang, Dra. Hj. Rosnani, M.Pd dengan isak tangis. Semoga kegiatan semacam ini terus ditingkatkan sebagai bentuk hubungan baik terhadap sesama manusia.
Penulis: Armizah, M.Pd/ Redaktur : H. Nopian Gustari
Bengkulu (Informasi dan Humas) 5/11 – Senin tanggal 03 November 2014, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kepahiang melakukan percobaan membuat tumpeng dengan bahan talas jepang (sato imo). Eksperimen ini dilakukan, karena pada puncak peringatan HAB Kemenag nanti, Kantor Kemenag Kepahiang ingin menghidangkan tumpeng sato imo tersebut kepada Bupati Kepahiang dan tamu lainnya.
Setelah melalui berbagai tahapan seperti pengupasan kulit talas, merebus, memarut dan mengukusnya, tumpengpun akhirnya bisa disajikan. Sehabis melaksanakan solat Zuhur, Kepala Kemenag Kepahiang Drs. H Paimat Solihin MHI, menikmati karya tersebut bersama pegawainya.
Menurut Drs. H paimat Soliohin MHI, Ia melakukan percobaan ini karena Bupati Kepahiang gencar-gencarnya mempromosikan program penanaman talas Jepang atau sato imo, maka kita coba respon dengan baik. Selain menanam talas Jepang tersebut, karena sudah mendapat bibit dari Dinas Pertanian, kita juga coba menikmatinya dengan membuat talas ini menjadi tumpeng. Jika berhasil, kita akan sugukan dan kita akan ekspos kepada media. ungkapnya.
Sebelumnya, Drs. H paimat Solihin MHI, juga pernah melakukan percobaan memasak pucuk kayu sengon menjadi sayur. Namun percobaan ini dianggap gagal. Tapi untuk tumpeng sato imo, Drs. H Paimat akanberupaya menyempurnakannya, sehingga makin berkwalitas rasa dan penampilannya.
Penulis : Muhammad Ridwan/ editor : H. Nopian Gustari